Pages

Cari Blog Ini

Ads 468x60px

Labels

Sample text

selembut angin menyapa dedaunan, seindah pelangi menghias angkasa, mari berbagi dengan hati

Jumat, 16 Desember 2011

aku dan hidupku


Gelapnya malam menggantikan terangnya surya..sang dewi malam berseri dengan wajahnya yang sempurna.suara jangkrik berseru saling bernyanyi bertautan..bergembira menikmati indahnya dunia malam.
Dingin hawanya..sumbribit angin berhembus..menembus celah celah rumahku yang tersusun dari bebrapa kayu kayu yang terurus bagus.
Dalam kesendirianku..dalam kedamaian malamku…aku tersudut diantara ruang kamarku,,kurebahkan dengan rileks nan nyaman,menunggu..menerawang diantara usuk rumah atap bersangga bambu,menerawang membayang hingga mata ini bosan,dan hingga pelan pelan akan terpejamkan,,.damai…
“hk..huk hkkk…batuk batuk ringan terdengar dari samping kamarku.Suara batuk simbahku yang terdengar sesekali waktu.
Mereka adalah sepasang tua suami istri yang telah merawatku semenjak Orang tuaku meninggalkan kau dalam kesendirianku,..hingga wajah mereka akupun tak tahu seperti apa rupanya…
Mbah sani dan Mbah Sanuji yang baik hati.dirumah inilah aku Ngiyup.
Perlahan lahan cahaya redup..terbawa terbenam suasana malam hingga suara Radio usangku benar benar terlupakan telingaku…dan hilang….
DUG ..DUG..DUG…suara bedug di tabuh menandakan datangnya waktu subuh…seperti biasa, suara itu tak jenuh jenuh menyapaku.
Mereka berdua dengan tunuk tunuk perlahan keluar dari biliknya.Telinga mereka seakan akan begitu sensitif bila terdengar bedug subuh ditabuh..berjalan bertuntun rapi bagai laron yang kehilangan sayapnya….
“adi….adi…..tangi naaang…..simbah kakung memangilku seraya mengajakku untuk kemusola…juga suara tua yang lantang masih terdengar dari simbah putri..yang akan begitu memekakan jika sudah di kumandangkan…ADIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Entah berapa kali harin ini ia berteriak,berapa kali di pagar di gedor gedor hanya sekedar membangunkan aku..cucunya.
Namun sial,hari ini aku terjebak idantara dingin yang menusuk tulang..mataku terkatut…selimutku semakin kencang mengikat membuat aku  tak bisa berkutik..Berat!!!!!!!!
Pernah pula kadang mentari sudah menjulang aku baru mengambil air untuk sembahyang..dan tak jarang wajah garang menantapku setajam pedang dari mereka yang begitu penyayang…
Ocehan simbahku tiada henti jika sudah demikian..terselip rasa putus asa dari raut mukanya,kesal…sesak….namun sekali lagi..mereka tiada jemu walau tampak lesu karena ulahku…
Sesudah suara itu hengkang akupun sekuat tenaga mengadakan perang dengan rasa malas yang begitu mengekang…berjuang…sedang mata masih terbuka remang remang.hingga aku berlabuh kembali ditengah lautan …..
“badai awas….seluruh wak kapl siaga…kencangkan kencangkan….”
“badai ombak…..aaaaaa ……tak bisa aku bertahan dan lautan mennggelamkan ku…
hap hap hap……aku tersentak dan kaget…mimpiku seperti kenyataan…basahku kuyup….huff
“ooooo…..kurang to nang?pangn iku laut…tangi ra?!!!!!!!!...simbah putri yang mungkin sudah kehabisan metode…berdiri dihadapanku..dengan kata katanya yang siap di  hantamkan ..atau segepok air ledeng yang siap di hadiahkan….
“ya….terus turu kono….gah usah tangi pisan!!!!! Hardik simbahku’’
Huf agak panas juga hatiku,keget,kesal….baru kali  ini sepertinya kejadiannya…apa mungkin karena habis gudang akalnya ya..he he,,aku tertawa menghibur diri..
“bocah ga iso diatur…tangi po gak?!!!!
“gak”!!!
“eehhhhh…..ngono ya…ayo….!! Kupingku pun memanjang dijewernya….aw aw…mbaaaah…sakit..aku memelas..Sambil menyiapkan senjata pamungkas orang tidur tadi..ia siap beraksi lagi
Yyyyy ya ya mbah…..dengan sedikit rasa takut…aku segera berlari melintasinya…hingga tak sadar…bruk bruk…aduwww….aku terpeleset,terhempas kelantai dekat kamar mandi..lantai yang berlumut membuat begitu licin,tubuhku tak ayah terbengkalai,roboh.kekurang siapan dan keburu buruan telang menghantar kau pada nasib sial…
Perlahan ku menggerakan tubuhku…ups…sial…awakku ajur mumur…tubuhku menjadi menjadi sasaran empuk lantai berlumut yang menyisakan rasa ngilu…awh…..aku mengerang kesakitan..
“ha…..rasane uenak yo cah bagus….!!!!!mantep tooo…meneh ….meneh wae kono..!!!!!!
“oalah mbah…mbah…mbok yo ditulungi ngadek…malah di kon maneeeh…adwuhhh”
Setelalah berhasil bangun,,aku benar benar persis seperti orang tua..jalanku terbungkuk bungkuk karena daerah punggungku yang paling mendapat jatah terbesar…namun niatku  untuk berwudu tetap kau laksanakan mengingat kewajiban belum aku laksanakan…untuhlah Cuma benturan kecil….aku berharap semoga berangakat sekolah nanti..aku sudah baikan…
allaahu akbar…..”
……….
Jam enam pagi kini terlihat,cahaya mentari yang kuning keemasan,menembus melalui celah celah dedaunan pepohonan  perlahan merangkak.aku mempersiapkan diriku ,mandi dan sebagainya kemudian aku akan segera melanjutkan ke sekolahan.Aku masih duduk di kelas tiga SMA di desa tersono kecamatan batang jawa tengah.
Aku punya seorang sahabat,adip namanya.rumahnya didepan rumahku.ia satu angkatan dengan aku,.dia sahabat yang baik hati.Setiap kali berangkat kesekolah,ia akan selalu menungguku,karena ia tahu aku tak mempunyai kendaraan seperti dirinya.Namun pagi ini dia tidak sekolah,kemarin aku kerumahnya,rencananya mau pinjam buku pelajaran SMA kelas dua,kebetulan punyaku hilang,untuk dipakai karena sebentar lagi aku ujian.ibunya Mbok Darmi cerita kepadaku,bahwa putranya itu mngeluh sakit di salah satu kakinya,dan juga ia demam tinggi..pagi ini ia harus dibawa kedokter untuk mengecek sakitnya.
Aku pun terpaksa harus ngangkot.jarak rumahku dengan jalan raya sekitar 2km.”ya…itung itung sodaqoh ke sopir,ucapku dalam hati.
“Sambil berjalan dan menyusuri perjalanan,sekalian olah raga kan enak, mak nyus..”….
Tittt….”ayo kang,aku duluan…..”emilia yang ada di kuda besi di bonceng bapaknya dengan lembut  menyapaku.
Ia satu angkatan pula dengan aku.namun beda kelas.
“siip……..hati hati,jawabku”
Berjalan dan berjalan,langkahku semakin gugup tak karuan,diburu waktu yang berlari dengan cepat.
“ngapa kesusu di?ucap lik Ridho yang sedang memanja burung kesayangannya sesekali bersiul siul…”
“anu kang…selak kawanen…aku disik yo kang!”..
Huf…ahirnya…sampai juga di pinggir jalan tempat mengantri menanti jemputan siangkot yang berlari dengan kesederhanan,…
Aku duduk di tumpukan bebatuan di depan pangkalan ojek yang sedang mlompong tiada berpenghunian…sepi…tumbenjh,ujarku..
Pelan tapi pasti,sang mentari mulai meninggi tak mau sejenak berhenti.aku mulai merasakan sesak didalam hati,gelisah kian menjadi jadi di tengah terik mentari yang kian menanti.
Boalk balik aku tengokkan kepalaku memnadangi jam di pos ojek itu.waduw…jam delapan hampir ki….”
“huf…waduw…..”
“di …”panggil seseorang dari arah sebelah kananku..tak jauh dari tempatku yang lagi gelisah ini…rasanya kau mengenal suara itu.ya benar lik Ansori,tukang sayur yang baru menjelajahi pelosok sudut desa…
“gak ngerti to…kan supir supir mogok nyupir..moso gak ngerti di”

0 komentar: